Menghadapi Pasien Neorosis, Bagaimana Caregivers Mengatasinya?
Penulis: Frederikus Suni
Menghadapi Pasien Neorosis, Bagaimana Caregivers Mengatasinya?. Sumber/gambar: Alodokter |
Indocaregiv.com - Gangguan mental yang mengakibatkan pasien lansia jatuh dalam kecemasan berkepanjangan, bukan menjadi hal yang mudah untuk ditangani oleh seorang Caregivers atau Perawat Lansia.
Karena kapasitas Caregivers atau Perawat Lansia secara administratif tidak pernah menempuh pendidikan kedokteran ataupun psikologi di Universitas ternama.
Mereka (Caregivers/perawat lansia) adalah pribadi yang hanya bermodalkan ketulusan dan cinta dalam melayani.
Karena dunia hospitality itu, kita sudah mendapatkan banyak teori dan pengalaman nyata, mulai dari lingkungan keluarga, keadaan lingkungan sekitar, pergaulan hingga sosialisasi atau relasi lainnya, sebagaimana seorang warga Indonesia.
Terkait topik pembicaraan, 'Menghadapi Pasien Neorosis, Bagaimana Caregivers Mengatasinya? merupakan hal yang unik dan menarik untuk kita bahas bersama.
Pertama-tama, penulis tidak pernah mengenyam pendidikan yang berkaitan dengan bidang sains, apalagi psikologi ya.
Akan tetapi, berdasarkan pengalaman penulis selama diterpa di Seminari Tinggi SVD Surya Wacana Malang dan juga Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi Widya Sasana Malang, serta pengalaman penulis sebagai seorang Caregivers atau Perawat Lansia yang pernah menangani pasien NEOROSIS tahun 2019 - 2020 di Panti Wreda Salam Sejahtera (PWSS) Bogor, Jawa Barat, tentu saja penulis berhak untuk berbagi kisah terkait tips dan teknik mengatasi pasien lansia, terutama Caregivers atau Perawat Lansia yang sedang atau nanti berhadapan dengan keadaan demikian.
Untuk lebih kontekstualnya, penulis akan mengelaborasikan teori 'Psikoanalisis klasik Sigmund Freud, terlebih teknik TALKING CARE serta pengalaman real penulis yang selama hampir 7 bulan menangani pasien NEOROSIS, sebagai acuan atau ardas (arah dan dasar) dari tulisan ini.
Bulan Oktober 2019, saya mulai menangani pasien NEOROSIS di Panti Wreda Salam Sejahtera Bogor.
Sebut saja Opa T. Opa T berasal dari Kalimantan.
Dari ratusan Opa dan Oma yang tinggal di Panti Wreda Salam Sejahtera Bogor, opa T sangat terkenal, karena gangguan kecemasannya yang mengakibatkan tetangga lainnya, terkadang takut, kasihan, simpati dan memikirkan teknik atau cara yang tepat, untuk membantu kesembuhannya.
Dokter, Perawat, Caregivers, jasa OB, Karyawan Dapur, Sopir dan setiap orang umumnya tidak betah, ketika berada di dekat opa T.
Karena ketika gangguan kecemasan berada di puncak, maka segala benda yang ada di hadapan opa T, semuanya pasti ambruk.
Awalnya, penulis masih mengamati gerak-gerik serta mencari tahu apa saja yang paling disukai opa T.
Alhasil, dalam seminggu bersama opa T, penulis mulai menemukan celah untuk masuk ke dalam kehidupan opa T.
Teknik membangun relasi yang lebih akrab dengan opa T, akhirnya ia pun mulai nyaman juga dengan kehadiran penulis.
Tak sampai di situ, penulis yang sudah mendapatkan kelemahan sekaligus celah untuk menenangkan opa T, terus mendengarkan cerita Opa T.
Tampaknya teknik pendekatan Sigmund Freud yaitu Talking Care terbukti ampuh dan memampukan penulis dalam meningkatkan relasi keterbukaan dengan opa T.
Memasuki bulan kedua, opa T mulai menceritakan banyak hal tentang masa lalunya.
Maka tepatlah teori pendekatan Sigmund Freud. Meskipun pendekatan tersebut, tidak menjamin kesembuhan opa T.
Namun, setidaknya kehadiran penulis juga menjadi pelita atau ruang ketenangan bagi opa T.
Mengamati Tingkah Laku Opa T dengan Pendekatan Talking Care Psikoanalisis Klasik Sigmund Freud
Menghadapi Pasien Neorosis, Bagaimana Caregivers Mengatasinya?. Sumber gambar: Pixabay |
Umumnya pasien yang merasakan kecemasan tentang hari-hari buruknya, entah di masa lalu, saat ini dan nanti tidak mengindikasikan bahwasannya mereka akan tetapi berada dalam kondisi terpuruk demikian.
Teknik sederhana untuk mengeluarkan kecemasan berlebihan dari pasien/klien adalah Caregivers benar-benar hadir dan menjadi sahabat pendengar sejati.
Karena tanpa kemampuan untuk mendengarkan kisah hidup dari pasien yang adalah lansia dengan tingkah lakunya yang kembali seperti anak-anak, mustahil perawat lansia/Caregivers dapat menjalankan tugasnya dengan baik.
Untuk itu, kemampuan komunikasi dan teknik TALKING CARE dapat membawa kesejukan bagi pasien yang mengalami kelainan mental atau Neorosis.
Demikian kisah singkat dari penulis. Untuk lebih perkaya tulisan ini, penulis minta saran dan masukkan dari pakar/ahli atau sosok yang punya kapasitas dalam dunia kedokteran dan psikologi.
Jadi, tinggalkan komentar Anda di bawah ini!
Posting Komentar untuk "Menghadapi Pasien Neorosis, Bagaimana Caregivers Mengatasinya?"
Posting Komentar